Selasa, 06 Mei 2008

Kunci Utama Menuju Pelaminan
Penulis Akhwani Subkhi

Student Center, UINJKT Online - Kunci terpenting bagi seseorang yang ingin menempuh jenjang pernikahan atau pelaminan adalah kesiapan lahir dan bathin, serta mempunyai penghasilan untuk dijadikan nafkah hidup. Demikian kesimpulan acara Bedah Buku berjudul "Aisyah dan Maisyah" yang digelar dalam rangkaian UIN Book Fair (UBF) yang digelar atas kerja sama antar BEM Fakultas dan Jurusan UIN Jakarta di Student Center, Sabtu (26/4).

Menurut penulis buku Ahmad Gozali, laki-laki maupun perempuan tidak perlu takut untuk menikah, walaupun masih muda asalkan memiliki penghasilan yang cukup. "Untuk menuju jenjang pernikahan tidak mesti harus sudah mapan. Sebab kunci utama nikah adalah sudah siap dan punya nafkah," papar Gozali.

Lebih lanjut dia menjelaskan di masyarakat ada kesalahan dalam menempatkan prioritas sebelum menikah, misalnya, seberapa banyak dana yang harus disiapkan untuk prosesi/resepsi pernikahan. Tapi, menurut dia, seharusnya yang menjadi prioritas adalah seberapa siap seseorang untuk menanggung nafkah setelah menikah nanti. "Bukan dana sebelum nikah, tapi nafkah setelah nikah," jelasnya.

Menurut Gozali, sapaan akrab beliau, setiap laki-laki dan perempuan yang ingin menikah harus mempunyai persiapan. Persiapan tersebut di antaranya bagi laki-laki harus bersyukur dengan apa yang ada/didapat sekarang. Selain itu, dia juga harus bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri dan harus dinamis untuk bisa menambah nafkah atau penghasilan.

"Sementara itu, bagi kaum hawa perlu menyiapkan diri untuk mengelola keuangan sendiri karena ketika menikah dia akan menjadi menteri keuangan rumah tangga," ungkapnya. Selain itu, tambah dia, perempuan harus siap untuk hidup mulai dari awal atau nol.

Menurut penulis sebelum menikah tepatnya ketika perkenalan/ta'aruf perlu adanya pembicaraan atau keterbukaan terkait jumlah penghasilan masing-masing. "Ini penting karena sensitif dan agar tidak ada rasa kecewa dengan nafkah yang diberikan," jelasnya. Dia menghimbau kepada siapa pun agar tidak membatasi diri untuk menerima rizki dengan mematok target usia menikah harus sekian dan menunggu ini dan itu.

"Nikah adalah rizki, maka kita jangan membatasi diri harus menikah di usia sekian dan nunggu ini-itu. Kalau ada yang sudah siap ya laksanakan saja," himbaunya. Dia juga memaparkan tanggung jawab keuangan dalam rumah tangga. Suami dan istri mempunyai tanggung jawab sama yaitu memberi nafkah sesuai kemampuannya. Namun, apabila istri tidak mempunyai penghasilan, menurut dia tidak usah khawatir.

Tidak ada komentar: