Senin, 21 Januari 2008

REFLEKSI TAHUN BARU 1 MUHARRAM 1429 H

Pada 10 Januari lalu, umat muslim di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia melakukan pergantian tahun baru Islam, yakni 1 Muharram 1429 H. Pergantian tahun baru hijriah ini hanya berselang satu pekan dari pergantian tahun baru masehi, 1 Januari 2008. Namun, kita sebagai umat muslim tidak menyambut dan merayakan pergantian tahun hijriah semeriah dan seheboh ketika menyambut dan merayakan tahun baru masehi. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa umat muslim di negeri ini mulai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa atau orang tua menyambut pergantian tahun baru masehi begitu antusias dan gembira.

Pada saat menyambut pergantian tahun masehi kita pergi ramai-ramai ke suatu tempat tertentu untuk merayakan datangnya tahun baru dengan beraneka macam acara dan aktifitas. Kita rela menghabiskan sejumlah uang dalam beberapa jam saja hanya untuk bersenang-senang dan berfoya-foya pada saat pergantian tahun ini. Selain uang kita juga menghabiskan banyak waktu dan tenaga yang seharusnya digunakan untuk istirahat dan mengerjakan hal-hal positif. Kita rela begadang semalaman hingga pagi hari hanya untuk meniupkan terompet dan menyalakan kembang api tahun baru. Begitu riang dan meriahnya kita merayakan tahun baru masehi. Lantas bagaimana kita menyambut datangnya tahun baru hijriah yang notabene sebagai tahun kita sendiri, apakah kita melakukan hal sama ketika menyambut pergantian tahun hijriah?

Jawaban pertanyaan diatas tentu tidak sama. Dalam menyambut datangnya tahun baru 1 Muharram kita tidak banyak melakukan aktifitas sebagaimana yang dilakukan ketika menyambut datangnya tahun masehi. Pesta kembang api yang dibarengi tiupan terompet tidak terdengar ketika tahun baru Islam datang. Bahkan diantara kita ada yang beranggapan tahun baru Islam tidak berkesan, menarik dan lainnya. Tapi yang lebih menyakitkan adalah kita acuh tak acuh terhadap datangnya tahun baru Islam ini. Padahal kita adalah umat muslim yang seyogyanya dapat menyambut pergantian tahun ini dengan rasa gembira dan bersyukur.

Mungkin harus dapat dimaklumi kenapa kita tidak gembira dan antusias menyambut tahun baru hijriah ini, karena negera kita tidak menggunakan kalender hijriah, tapi menggunakan kalender masehi. Tanggal, bulan, dan tahun lahir, penentuan jadwal masuk kerja, dan lainnya semuanya menggunakan kalender masehi. Bahkan penentuan peringatan hari besar Islam, seperti bulan ramadhan, idul fitri dan idul adha dan sebagainya pun memakai kalender masehi. Meskipun Negara kita tidak menggunakan kalender hijriah dalam penentuan waktu, tapi selaku muslim kita patut memperhatikan kalender hijriah dalam keseharian. Sebab bagaimana pun hijriah adalah milik kita.

Sebagai seorang muslim hendaknya kita bahagia dengan datangnya 1 Muharram ini. Sebab Muharram merupakan bulan yang mempunyai beberapa pesan atau keutamaan didalamnya, seperti mengenang hijrah nabi Muhammad SAW. Selain itu Muharram disebut juga bulan haram dan bulan Allah. Ketika bulan Muharram tiba umat muslim disunnahkan berpuasa pada tanggal 10 Assyura.

Kita berharap semoga kalender hijriah tidak diabaikan hanya karena negera kita menggunakan kalender masehi. Sebab jika bukan kita yang menggunakannya, terus siapa yang akan memakainya? Selamat tahun baru Islam 1 Muharram 1429 H.

Tidak ada komentar: